GIS
(Geographic Information System) dalam Bidang Pertanian
Dalam
dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus
berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus
dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama
di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam
dunia pertanian.
Salah
satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical Information System, dan
jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG
atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
GIS
ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat.
Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkan tsunami di
Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan jarak jauh lewat satelit dapat
memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara pulau Sumatera itu sebelum dan
sesudah terjadinya tsunami.
Sebelum
dan sesudah tsunami di Aceh
Kali
ini yang akan saya bahas disini adalah kemampuan GIS untuk bisa membantu dalam
bidang pertanian. Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam bidang
pertanian adalah mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk
pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan
sebagainya.
Singkatnya,
yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah: Mengelola
Produksi Tanaman
GIS
dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan
seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat
menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam,
dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi
karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa
panen.Misalny GIS membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu
menjadi lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan,
proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat
dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.
Mengelola
Sistem Irigasi
Anda
dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari
tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem,
katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
Perencanaan
dan riwayat sumberdaya kehutanan
Perencanaan
dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya dengan sistem hukum dan
integrasinya dengan manajemen basis data relasional sistem-sistem.
Penggunaan
GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu.
Yang
paling umum dipakai adalah ArcView.
Walaupun
saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum dipakai, karena
seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat bencana alam, tapi
bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian akan makin sering
dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer,
namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan
pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi
database, perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan
perencanaan ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.
Dalam
jangka panjang, bisa direduksi kemungkinan permasalahan lahan baik fisik maupun
sosial. Bahkan dapat menjamin keberlangsungan perkebunan sebagai contohnya,
dengan syarat pihak managemen senantiasa mempelajari berjalannya sistem ini dan
mengambil keputusan managerial yang tepat.
Sumber
: http://inblueair.wordpress.com/2009/12/15/gis-geographic-information-system-dalam-bidang-pertanian/
No comments:
Post a Comment